.com - Cara Praktis Menentukan Karakter Bayangan yang Dihasilkan Cermin Cekung dengan Metode Penomoran. Salah satu materi yang dipelajari dalam subbab pemantulan cahaya yaitu memilih sifat bayangan yang dihasilkan oleh sebuah cermin. Pada materi berguru sebelumnya, edutafsi telah memaparkan bagaimana cara memilih sifat atau karakateristik bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung dengan memakai sinar-sinar istimewa. Melukis pembentukan bayangan untuk mengetahui sifat bayangan merupakan cara yang umum digunakan. Akan tetapi, cara tersebut sanggup dibilang kurang mudah terludang keringh bila anak didik dituntut untuk mengejar waktu dalam menuntaskan suatu soal. Oleh alasannya yaitu itu, pada kesempatan ini, edutafsi akan membahas cara cepat untuk memilih sifat bayangan pada cermin cekung.
Penomoran ruang cermin nantinya berguna untuk mengetahui letak, jenis, orientasi, dan ukuran bayangan yang dihasilkan tanpa harus melukiskan pembentukan bayangan. Dengan cara ini, kita sanggup menghemat waktu alasannya yaitu kita sanggup dengan mudah memilih karakteristik dari bayangan yang dihasilkan sesuai posisi bendanya.
Secara umum, ruang pada cermin cekung dibedakan menjadi empat ruang, yaitu ruang I, ruang II, ruang III, dan ruang IV. Beberapa buku mungkin memakai ruang 1, ruang 2, ruang 3, dan ruang 4, tetapi artinya sama saja. Penomoran ruang pada cermin cekung dilihatkan pada gambar di bawah ini.
Perhatikan bahwa penomoran ruang pada cermin cekung tidak tersusun secara teratur. Ruang pertama berada paling erat dengan cermin pecahan depan sedangkan ruang keempat berada di pecahan belakang cermin, menyerupai terlihat pada gambar di atas.
Pada gambar terdapat tiga titik yang didiberi simbol M, F, dan O. M merupakan titik pusat kelengkungan (beberapa buku memakai simbol P), F merupakan titik konsentrasi cermin, dan O merupakan titik pusat cermin. Jarak dari titik O ke F disebut jarak konsentrasi (f) sedangkan jarak dari titik O ke M disebut jari-jari kelengkungan (R).
Berikut arti dari penomoran di atas :
1). Ruang I : antara O dan F → (s < f)
2). Ruang II : antara F dan M → (f < s < R)
3). Ruang III : antara M dan → (s > R atau s > 2f)
4). Ruang IV : antara O dan → belakang cermin.
Untuk melihat bayangan benda, maka umumnya benda faktual diletakkan di depan cermin, yaitu pada ruang I, ruang II, atau ruang III. Sedangkan bayangan yang terbentuk akan berada pada ruang IV, ruang III, atau ruang II.
Selain memakai metode penomoran, bergotong-royong sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin sanggup ditentukan dengan memakai rumus umum. Hanya saja ada beberapa perjanjian yang harus diperhatikan. Berikut edutafsi lampirkan pembahasan cara memilih sifat bayangan dengan rumus umum.
Baca juga : Rumus Umum untuk Menentukan Sifat Bayangan.
Keterangan :
R benda = nomor ruang benda (1, 2, atau 3)
R bayangan = nomor ruang bayangan (4, 3, atau 2).
Karena umumnya posisi benda diketahui (Nomor ruang benda diketahui), maka nomor ruang bayangan sanggup ditentukan dengan rumus diberikut :
Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nomor ruang bayangan. Selanjutnya, diberikut hukum dalam penentuan sifat bayangan menurut ruang bayangan yang dihasilkan:
1). Jika R bayangan sama dengan 2 atau 3 → bayangan di depan cermin
2). Jika R bayangan sama dengan 4 → bayangan di belakang cermin
3). Jika bayangan di depan cermin → bayangan faktual dan terbalik
4). Jika bayangan di belakang cermin → bayangan maya dan tegak
5). Jika R bayangan > R benda → bayangan diperbesar
6). Jika R bayangan < R benda → bayangan diperkecil.
Berikut tabel sifat bayangan untuk beberapa posisi benda
Contoh :
Sebuah benda diletakkan pada jarak 8 cm di depan cermin cekung yang mempunyai jarak konsentrasi 10 cm. Tentukanlah sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin tersebut!
Pembahasan :
Dik : f = 10 cm, s = 8 cm, maka s < f
Dit : sifat bayangan = .... ?
Karena s < f, maka benda berada di ruang I. Dengan demikian, ruang bayangannya adalah:
⇒ R bayangan = 5 - R benda
⇒ R bayangan = 5 - 1
⇒ R bayangan = 4
Karena bayangan berada di ruang 4 (di belakang cermin), maka bayangan yang terbentuk besifat maya dan tegak. Karena R bayangan > R benda (4 > 1), maka bayangan yang dihasilkan mengalami perbesaran. Jadi, sifat bayangannya yaitu maya, tegak, dan diperbesar.
Metode penomoran ruangan untuk memilih sifat bayangan juga sanggup diterapkan untuk memilih sifat bayangan pada lensa. Hanya saja, metode penomorannya sedikit berbeda. Untuk melihat pembahasan mengenai cara cepat memilih sifat bayangan pada lensa, diberikut edutafsi lampirkan pembahasannya.
Baca juga : Metode Penomoran Ruang pada Lensa.
Demikianlah pembahasan singkat mengenai cara mudah memilih sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung. Jika materi berguru ini berkhasiat, bantu kami membagikannya kepada teman-teman anda melalui tombol share di bawah ini. Terimakasih.
A. Penomoran Ruang Cermin
Salah satu cara mudah atau cara cepat yang biasa dipakai untuk memilih sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung yaitu dengan memakai metode penomoran. Untuk menerapkan metode ini, yang perlu kita ingat yaitu bagaimana penomoran ruang di dalam cermin cekung. Selain itu, kita juga harus memperhatikan mana pecahan depan dan pecahan belakang cermin.Penomoran ruang cermin nantinya berguna untuk mengetahui letak, jenis, orientasi, dan ukuran bayangan yang dihasilkan tanpa harus melukiskan pembentukan bayangan. Dengan cara ini, kita sanggup menghemat waktu alasannya yaitu kita sanggup dengan mudah memilih karakteristik dari bayangan yang dihasilkan sesuai posisi bendanya.
Secara umum, ruang pada cermin cekung dibedakan menjadi empat ruang, yaitu ruang I, ruang II, ruang III, dan ruang IV. Beberapa buku mungkin memakai ruang 1, ruang 2, ruang 3, dan ruang 4, tetapi artinya sama saja. Penomoran ruang pada cermin cekung dilihatkan pada gambar di bawah ini.
Perhatikan bahwa penomoran ruang pada cermin cekung tidak tersusun secara teratur. Ruang pertama berada paling erat dengan cermin pecahan depan sedangkan ruang keempat berada di pecahan belakang cermin, menyerupai terlihat pada gambar di atas.
Pada gambar terdapat tiga titik yang didiberi simbol M, F, dan O. M merupakan titik pusat kelengkungan (beberapa buku memakai simbol P), F merupakan titik konsentrasi cermin, dan O merupakan titik pusat cermin. Jarak dari titik O ke F disebut jarak konsentrasi (f) sedangkan jarak dari titik O ke M disebut jari-jari kelengkungan (R).
Berikut arti dari penomoran di atas :
1). Ruang I : antara O dan F → (s < f)
2). Ruang II : antara F dan M → (f < s < R)
3). Ruang III : antara M dan → (s > R atau s > 2f)
4). Ruang IV : antara O dan → belakang cermin.
Untuk melihat bayangan benda, maka umumnya benda faktual diletakkan di depan cermin, yaitu pada ruang I, ruang II, atau ruang III. Sedangkan bayangan yang terbentuk akan berada pada ruang IV, ruang III, atau ruang II.
Selain memakai metode penomoran, bergotong-royong sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin sanggup ditentukan dengan memakai rumus umum. Hanya saja ada beberapa perjanjian yang harus diperhatikan. Berikut edutafsi lampirkan pembahasan cara memilih sifat bayangan dengan rumus umum.
Baca juga : Rumus Umum untuk Menentukan Sifat Bayangan.
B. Menentukan Sifat Bayangan dengan Metode Penomoran
Setelah memahami penomoran ruang pada cermin cekung, maka sifat bayangan yang dihasilkannya akan mudah ditentukan. Hubungan antara nomor ruang benda dan nomor ruang bayangan dinyatakan dengan persamaan diberikut :R benda + R bayangan = 5 |
Keterangan :
R benda = nomor ruang benda (1, 2, atau 3)
R bayangan = nomor ruang bayangan (4, 3, atau 2).
Karena umumnya posisi benda diketahui (Nomor ruang benda diketahui), maka nomor ruang bayangan sanggup ditentukan dengan rumus diberikut :
R bayangan = 5 − R benda |
Dari perhitungan tersebut akan diperoleh nomor ruang bayangan. Selanjutnya, diberikut hukum dalam penentuan sifat bayangan menurut ruang bayangan yang dihasilkan:
1). Jika R bayangan sama dengan 2 atau 3 → bayangan di depan cermin
2). Jika R bayangan sama dengan 4 → bayangan di belakang cermin
3). Jika bayangan di depan cermin → bayangan faktual dan terbalik
4). Jika bayangan di belakang cermin → bayangan maya dan tegak
5). Jika R bayangan > R benda → bayangan diperbesar
6). Jika R bayangan < R benda → bayangan diperkecil.
Berikut tabel sifat bayangan untuk beberapa posisi benda
Ruang Benda | Ruang Bayangan | Sifat Bayangan |
I | IV | Maya, tegak, diperbesar |
II | III | Nyata, terbalik, diperbesar |
III | II | Nyata, terbalik, diperkecil |
Contoh :
Sebuah benda diletakkan pada jarak 8 cm di depan cermin cekung yang mempunyai jarak konsentrasi 10 cm. Tentukanlah sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin tersebut!
Pembahasan :
Dik : f = 10 cm, s = 8 cm, maka s < f
Dit : sifat bayangan = .... ?
Karena s < f, maka benda berada di ruang I. Dengan demikian, ruang bayangannya adalah:
⇒ R bayangan = 5 - R benda
⇒ R bayangan = 5 - 1
⇒ R bayangan = 4
Karena bayangan berada di ruang 4 (di belakang cermin), maka bayangan yang terbentuk besifat maya dan tegak. Karena R bayangan > R benda (4 > 1), maka bayangan yang dihasilkan mengalami perbesaran. Jadi, sifat bayangannya yaitu maya, tegak, dan diperbesar.
Metode penomoran ruangan untuk memilih sifat bayangan juga sanggup diterapkan untuk memilih sifat bayangan pada lensa. Hanya saja, metode penomorannya sedikit berbeda. Untuk melihat pembahasan mengenai cara cepat memilih sifat bayangan pada lensa, diberikut edutafsi lampirkan pembahasannya.
Baca juga : Metode Penomoran Ruang pada Lensa.
Demikianlah pembahasan singkat mengenai cara mudah memilih sifat bayangan yang dihasilkan oleh cermin cekung. Jika materi berguru ini berkhasiat, bantu kami membagikannya kepada teman-teman anda melalui tombol share di bawah ini. Terimakasih.
Advertisement