Sejarah Batu Hajar Aswad – Pernahkah kalian berfikir bagaimana sejarah watu Hajar Aswad di Mekkah pertama kali muncul? apa sih keistimewaannya? lewat mediator apa kok ada Hajar Aswad? Bagaimana sejarah awal diletakkannya Hajar Aswad di Mekah? apakah Hajar aswad pernah kecuri atau dirampok?
Dari semuanya pertanyaan yang muncul dari fikiran kita, kita akan berusaha menjelaskan informasi selengkap-lengkapnya dan sedetailnya ihwal sejarah watu hajar aswad biar kita puas dan tidak galau cari rujukan ke yang lainnya (hehe).
daftar isi
Apa Itu Batu Hajar Aswad?
Nama Hajar Aswad sendiri kalau diartikan kedalam bahasa Indonesia ialah watu hitam. Hajar Aswad diletakkan di sudut timur Ka’bah. Mengenai asal permintaan keberadaan Hajar Aswad banyak berselisih pendapat apakah sudah ada dari zaman Nabi Adam atau gres muncul di zaman Nabi Ibrahim.
Kalau berdasarkan saya sih watu tersebut pertama kali ditemukan oleh Nabi Ismail dan diletakkan oleh Nabi Ibrahim ketika mereka membangun ka’bah (terserah mau ikutan fatwa yang mana, masing-masing ada referensi).
Keunikan dari watu Hajar Aswad ialah aromanya yang khas dan infinit bahkan sejak diturunkannya.
Batu tersebut berasal dari nirwana dan konon dulunya watu tersebut berwarna putih dan terang benderang, namun alasannya ialah sering dipegangi oleh orang yang berdosa watu tersebut lama-kelamaan menjadi hitam legam ibarat ketika ini.
Berdasarkan hadist Rasulullah SAW
“Hajar Aswad turun dari nirwana padahal watu tersebut begitu putih lebih putih dari susu. Dosa manusialah yang menciptakan watu tersebut menjadi hitam (HR. Tirmidzi no. 877, shahih berdasarkan syaikh Al Albani).
Alasan dan Fungsi di Balik Hajar Aswad
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa fungsi dari Hajar Aswad ialah sebagai penanda bagi umat insan untuk berkumpul dan bab yang tidak sanggup dipisahkan dari Ka’bah. Setelah Nabi Ibrahim mendapatkan watu tersebut, ia menciumnya diikuti oleh anaknya Ismail. Kejadian inilah mengapa kini banyak kaum muslimin mencium Hajar Aswad dan memang menciumnya ialah suatu hal yang disunahkan.
Setelah Ka’bah sudah dibangun kemudian Allah memerintahkan ia untuk memberitahukan kepada seluruh umat insan bahwa diwajibkannya melaksanakan ziarah ke Ka’bah. Dari wahyu tersebutlah yang kemudian munculnya ibadah Haji.
Ka’bah berdasarkan penelitian oleh para hebat diyakini dibangun di tahun 2130 sebelum masehi dan dinobatkan sebagai masjid pertama dan tertua di dunia dalam sejarah umat manusia.
Berdasarkan fungsinya sudah kita jelaskan sebelumnya bahwa Hajar Aswad hanya bab dari Ka’bah dan sebagai penanda saja. Batu tersebut bukanlah sesembahan sebagaimana klaim orang kafir dan orang liberal.
Di dalam Al’quran Allah sudah menegaskan ihwal ka’bah sendiri yaitu:
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (QS. Ali Imran : 96).
Dan dari mana saja kau , maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kau berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, biar tidak ada hujjah bagi insan atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim diantara mereka. (QS. Al-Baqarah : 150).
Berdasarkan riwayat juga ihwal Umar bin Khatab ketika berkata “Aku tahu, sebenarnya kau cuma watu biasa. Andaikan saya tidak melihat Rasulullah S.A.W menciummu, sudah tentu saya tidak akan menciumnya.”
Sejarah Batu Hajar Aswad
Semenjak munculnya Hajar Aswad puluhan ribu tahun yang lalu, terdapat banyak kisah-kisah yang bekerjasama dengan watu tersebut. Dari yang pernah dirampok hingga cerita Rasulullah SAW ihwal siapa yang berhak untuk meletakkan watu tersebut.
Perselisihan di Masa Rasulullah
Ketika Rasulullah belum diangkat sebagai nabi diusianya yang 30 tahun, ada banjir besar melanda Mekkah dan Masjidil Haram. Karena khawatir akan meruntuhkan ka’bah, kaum quraisy melaksanakan renovasi besar-besaran terhadap bangunan tersebut.
Ka’bah kemudian dirobohkan dan dibangun mulai dari dasar. Rasulullah sendiri ikut turun tangan dalam pembangunan tersebut.
Untuk dananya mereka mengumpulkannya dari masyarakat sekitar dan hanya mau mendapatkan harta yang baik-baik saja, mereka tidak mau harta dari para pelacur dan hasil judi.
Setelah pembangunan hampir selesai dan hingga dibagian peletakkan Hajar Aswad, perselisihan mulai terjadi diantara mereka selama 5 hari ihwal siapa yang lebih pantas untuk meletakkan watu tersebut ke kawasan semula.
Akhirnya mereka setuju bahwa yang meletakkan pertama kali ialah siapa yang pertama kali masuk dari pintu masjid. Ternyata Rasulullah orangnya.
Rasulullah mempunyai cara supaya semua orang sanggup terlibat untuk meletakkan batu. Caranya ia mengambil selendang dan meletakkan Hajar Aswad ditengah-tengah selendang tersebut. Kemudian ia menyuruh setiap kabilah untuk memegang ujung-ujung dari kain tersebut dan bahu-membahu untuk membawa watu tersebut ke tempatnya.
Dirampoknya Batu Hajar Aswad
Pelaku yang melakukannya ialah Abu Tahir, tepatnya 317 H. Pada tahun tersebut Abu Tahir beserta pasukannya melaksanakan penjarahan terhadap penduduk Masjidil Haram dan mencongkel Hajar Aswad dari tempatnya (wah keterlaluan nih, kalau masih hidup sudah didemo 1 milyar penduduk muslim tuh).
Semua daya dan upaya dikerahkan untuk mengambil Batu tersebut dari tangan sang perampok tersebut, mulai diiming-iming harta dari Amir Mekah dan keluarganya tapi kayaknya keyakinannya si Abu Tahir kuat( apa-apaan ini 😀 ).
22 tahun kemudian tepatnya tahun 339 H Hajar Aswad kemudian dikembalikan ke Mekkah.
Perbuatan terkutuk Abu Thahir tersebut digambarkan oleh Ibnu Katsir sebagaimana ia menyampaikan “Dia telah melaksanakan ilhad (kekufuran) di Masjidil Haram, yang tidak pernah dilakukan oleh orang sebelumnya dan orang sesudahnya”. [Al Bidayah wan Nihayah, 11/191. Di halaman 190-192].
Pecahnya Batu Hajar Aswad
Setelah watu Hajar Aswad dikembalikan ketempat semula, keadaannya masih belum aman. Di tahun 363 H tiba orang romawi ke Mekkah dengan membawa cangkul. Dia cangkul Hajar Aswad hingga berbekas, untungnya belum pecah. Perbuatannya tersebut tidak boleh oleh seseorang dari Yaman.
Niatan untuk merusak Hajar Aswad belum hingga situ saja. Kemudian di tahun 413 H tiba seseorang dari Bani Fatimiyah berjulukan Hakim al Abidi membawa pedang dan pahat dengan tujuan menghancurkan watu tersebut alasannya ialah menerka watu tersebut disembah oleh orang-orang. Dipukulkannya Hajar Aswad tiga kali hingga pecah berjatuhan.
Di tahun 990 H pangeran Nashim menikam seseorang dengan belati alasannya ialah orang tersebut membawa kapak dan memukulkannya pada Hajar Aswad.
Lalu yang terakhir pada tahun 1351 H pecahan dari watu Hajar Aswad beserta Kiswah dan potongan perak diambil oleh seseorang yang berasal dari Afganistan, balasannya tertangkap tangan dan dieksekusi mati.
Kontroversi Peneliti Tentang Batu Hajar Aswad
Sebagaimana yang kita ketahui sebelumnya bahwa Hajar Aswad ialah watu yang diturunkan dari surga, namun banyak peneliti yang membantah hal tersebut dengan tesis dan opini mereka sendiri.
Di tahun 1857 sebagaimana dikutip dalam laman Wikipedia, Paul Partsch seorang peneliti dari kekaisaran Austria-Hungaria telah menerbitkan karya ilmiahnya bahwa materi Hajar Aswad dari watu meteorit.
kemudian di tahun 1974, malahan yang paling lucu Robert Dietz dan juga John McHone beranggapan bahwa watu Hajar Aswaed ialah sejenis dari watu akik berdasarkan ciri-ciri dan laporan dari hebat geologi dari Arab.
Terakhir pada tahun 1980, peneliti dari University of Copenhagen, Elsebeth
Thomson berhipotesis bahwa Hajar Aswad terbuat dari fragmen beling ataupun impactite.
Namun semua anggapan tersebut dibantahkan alasannya ialah berdasarkan riwayat yang shahih bahwa watu tersebut sanggup mengapung di dalam air. Riwayat tersebut benar alasannya ialah materi dari meteorit gampang karam jikalau dimasukkan ke dalam air.
Masih banyak lagi pihak luar yang beranggapan bahwa Hajar Aswad ialah watu meteor (kurang kerjaan aja nih mereka). Kita sebagai muslim jangan terperdaya dengan anggapan mereka alasannya ialah sudah terang bahwa watu Hajar Aswad berasal dari nirwana berdasarkan hadist Rasulullah SAW.
Demikian sejarah watu hajar aswad semoga sanggup menunjukkan wawasan.