'/> Rangkuman Bahan Un/Unkb Bahasa Indonesia Sma/Smk/Ma/Mak: Pola Soal Dan Pembahasan Per Skl -->

Info Populer 2022

Rangkuman Bahan Un/Unkb Bahasa Indonesia Sma/Smk/Ma/Mak: Pola Soal Dan Pembahasan Per Skl

Rangkuman Bahan Un/Unkb Bahasa Indonesia Sma/Smk/Ma/Mak: Pola Soal Dan
Pembahasan Per Skl
Rangkuman Bahan Un/Unkb Bahasa Indonesia Sma/Smk/Ma/Mak: Pola Soal Dan
Pembahasan Per Skl
Rangkuman Materi UN/UNBK Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA/MAK: Contoh Soal dan Pembahasan Per SKL, admin publish sebagai materi referensi berguru siswa menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer ataupun yang masih menggunakan teks di tahun fatwa 2018/2019. Rangkuman ini tidak mengecewakan panjang dan sangat komprehensif (baca: lengkap), untuk itu admin bagi menjadi beberapa cuilan biar anda yang membaca dan mempelajarinya, bisa fokus di salah satu materi yang memang menjadi tujuan anda sebagai siswa kelas 12.

Baca juga: Contoh Soal USBN Bahasa Indonesia Sekolah Menengan Atas dan Kunci Jawabannya

Sebelumnya, admin telah mempublish 20 Soal Latihan UNBK Bahasa Indonesia Sekolah Menengan Atas dan Jawabannya, tetapi dalam goresan pena tersebut, soal-soal yang ada diambil dari materi soal b. Indonesia kelas xii semester genap. Tentunya berbeda dengan yang admin publish sekarang, lantaran didalam goresan pena ini anda bisa berguru terlebih dahulu dengan membaca rangkumannya, kemudian disusul dengan contoh soal dan pembahasan per SKL.

Oke, untuk Materi UN/UNBK B. Indonesia yang pertama yakni mengenai "Paragraf" ibarat Berikut ini.

1# Paragraf

• Unsur-Unsur Paragraf

Sebuah paragraf terdiri atas unsur-unsur yang membangunnya. Berikut unsur-unsur yang membangunnya. Berikut unsur-unsur dalam sebuah paragraf yang dimaksud.

1. Ide Pokok

Ide pokok yakni hal yang dibahas dalam paragraf atau pikiran yang menjiwai seluruh paragraf. Setiap paragraf mempunyai satu inspirasi pokok. Ide pokok itu pada umumnya tersurat dalam paragraf, tetapi mungkin juga tersirat. Ide pokok yang tersurat biasanya ada pada cuilan awal paragraf, cuilan simpulan paragraf, atau terdapat pada cuilan awal kemudian dipertegas lagi pada cuilan simpulan paragraf. Untuk lebih jelasnya, bacalah contoh-contoh pragraf di bawah ini!

a. Untuk menjaga biar subsidi listrik tetap Rp 60 Triliun sesuai amanat APBN, pemerintah berencana memperluas penerapan Tarif Dasar Listrik (TDL) nonsubsidi kepada pelanggan bisnis dan dan rumah tangga hingga golongan 1.300 VA. Peluasan TDL nonsubsidi itu akan diberlakukan mulai September tahun ini. TDL nonsubsidi dikala ini berlaku untuk konsumen golongan 6.600 VA ke atas. TDL nonsubsidi dikenakan pada 20 persen pemakaian di atas rata-rata patokan nasional. Konsumen golongan 450 VA hingga 900 VA diupayakan tidak dikenakan TDL. 

b. Setiap hari, Aditya bangkit pagi pukul setengah lima. Setelah salat subuh, ia lari pagi di sekitar rumahnya selama tiga puluh menit. Setelah berolahraga dan keringatnya kering, ia mandi. Kemudian, ia berangkat ke sekolah setelah sarapan pagi. Pukul tiga siang, ia tiba kembali di rumah. Sisa waktunya sebagian besar dipergunakan untuk belajar. Sebagian selingan, ia menonton televisi sebentar. 

Ide pokok pada paragraf  (a) tersurat pada kalimat pertama yang ditunjukkan oleh planning penerapan tariff dasar listrik. Sedangkan inspirasi pokok paragraf  (b) tidak tersurat, tetapi tersirat di seluruh paragraf, yakni aktivitas aditya sehari-hari. Ide pokok dirumuskan dalam bentuk intisari kalimat utama. Oleh lantaran itu, wujud inspirasi pokok dalam sebuah paragraf umumnya berbentuk frasa.

Cara menemukan inspirasi pokok paragraf sanggup dilakukan dengan mengajukan pertanyaan “apakah yang diungkapkan dalam paragraf ini?” tanggapan dari pertanyaan tersebut yakni inspirasi pokok pada paragraf  tersebut.

2. Kalimat Utama

  Kalimat utama yakni kalimat daerah dituangkannya inspirasi pokok atau pikiran utama, menurut letaknya, kalimat utama sanggup terletak di awal paragraf (deduktif), di simpulan paragraf (induktif), atau di awal dan simpulan paragraf (deduktif-induktif). Selain itu, ada pula paragraf yang tidak mempunyai kalimat utama, tetapi tetap mempunyai inspirasi pokok. Paragraf ibarat itu inspirasi pokoknya tersirat dalam seluruh paragraf. Untuk memahami hal tersebut, bacalah paragraf-paragraf berikut ini!

a. Contoh paragraf yang kalimat utamanya terdapat di awal.
Keadaan bahasa Indonesia di media massa khususnya, dan di masyarakat pada umunya masih belum sebaik yang diharapkan. Media massa mempunyai peranan penting yang sekaligus merupakan kewajiban untuk ikut membina bahasa Indonesia. Disamping itu, bahasa Indonesia akan selalu terbina apabila segenap warga negara dan masyarakt mempunyai perilaku berbahasa yang baik. Tambahan pula, kesabaran sangat berperan dan diharapkan dalam pelatihan bahasa Indonesia ini. 

b. Contoh paragraf yang kalimat utamanya terdapat di akhir.
Seluruh keputusan di Helshinki, Findlandia bukan proyek elite, melainkan merupkan kesempatan mewujudkan kedamaian Aceh. Pihak-pihak yang berkonflik pun tidak lagi mengkhianati seluruh planning tenang yang sudah disepakati. Proses pemilihan rekonstruksi Aceh pascatsunami pun sanggup berlangsung cepat. Perekonomian penduduk telah muai pulih. Inilah gosip bangga perindu tenang di negara Aceh yang sangat dinantikan.

c. Contoh paragraf yang kalimat utamanya terdapat di awal dan akhir.
Konflik akhir perbedaan selalu ada dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, sesuatu yang dibutuhkan oleh seseorang belum tentu sama dengan yang dibutuhkan orang lain. Di samping itu, suatu kebutuhan yang sanggup dicapai oleh seseorang belum tentu sanggup dicapai orang lain. Kenyataan ibarat ini dari waktu ke waktu akan selalu ada. Oleh lantaran itu, kemungkinan terjadinya konflik akhir perbedaan selalu ada. 
Menemukan kalimat utama dalam paragraf gotong royong tidak sulit. Kalimat utama yang terdapat pada cuilan awal paragraf pada umumnya mengandung pernyataan yang bersifat umum, pernyataan yang masih memerlukan pengembangan, rincian, dan klarifikasi lebih lanjut. Kalimat utama yang terletak di cuilan simpulan paragraf pada umumnya merupakan simpulan dari apa yang telah disampaikan pada kalimat-kaimat sebelumnya. Kalimat utama yang terletak di cuilan awal dan simpulan paragraf, gotong royong yakni pengulangan dari kalimat utama di awal paragraf hanya kadangkala bentuk kalimatnya berbeda, tetapi maksudnya sama.
Wujud kalimat utama sanggup berbentuk kalimat tinggal dan sanggup pula berbentuk kalimat majemuk.

3. Kalimat Penjelas

Kalimat penjelas yakni kalimat-kalimat yang menjelaskan kalimat utama. Kalimat-kalimat penjelas harus mempunyai kesatuan yang padu, yakni semua kalimat tersebut membentuk sebuh paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu inspirasi pokok tertentu. Selain itu, kalimat-kalimat penjelas harus koheren, yakni mempunyai kekompakkan kekerabatan dengan kalimat yang lain sehingga membina keutuhan paragraf. Koherensi sanggup dibangun dengan kata penghubung atau kata acuan. Kata penghubung atau contoh sanggup diletakkan pada kalimat sebelum atau setelah rangkaian kalimat dalam paragraf.
Berikut salah satu contoh paragraf yang padu.
(1) Jalan itu pagi-pagi sudah ramai sekali. (2) Sekalipun masih pukul enam pagi dan masih agak gelap, sudah banyak kendaraan yang lewat membawa hasil pertanian ke pasar ibarat sayur-sayuran, buah-buahan dan sebagainya. (3) Mobil angkutan umum dan bus yang mengangkut anak sekolah  tampak memadati jalan itu. (4) Tambah ramai lagi, oleh pengendara sepeda, sepeda motor, dan aneka jenis kendaraan beroda empat pribadi. (5) Agak siang, tampak pula giliran bus pegawai, baik negeri maupun swasta berangkat ke daerah pekerjaan masing-masing. (6) Demikianlah, jalan itu tidak pernah sepi sekalipun masih pagi.
Dikutip dari “Paragraf”, M. Ramlan.

Kelompok kata yang bercetak miring yakni contoh yang menjalin kepaduan antar kalimat dalam paragraf tersebut, sekaligus mendukung inspirasi pokok atau kalimat utama. Paragraf tersebut terdiri atas enam kalimat. Kalimat (1) merupakan kalimat utama yang menyatakan, “Jalan itu pagi-pagi sudah ramai sekali.” Keramaian jalan itu dijelaskan lebih terperinci pada kalimat (2-5) dan selanjutnya pada kalimat (6) dikemukakan suatu simpulan yang ssesungguhnya merupakan pengulangan kalimat (1), yaitu “Jalan itu tidak pernah sepi sekalipun masih pagi.”

Untuk contoh paragraf yang tidak padu sanggup dilihat pada paragraf berikut ini. (1) Kota Yogyakarta dikenal juga sebagai kota pelajar. (2) Tanah di sekitarnya sangat subur. (3) Banyak pendatang gres yang tiba untuk mencari pekerjaan. (4) Pada malam hari, banyak orang berjalan-jalan di sepanjang Jalan Molioboro untuk menghirup udara malam.
Dikutip dari “Paragraf”, M. Ramlan.

Paragraf tersebut terdiri atas empat kalimat. Pada kalimat (1) yang merupakan kalimat utama dinyatakan bahwa, “Kota Yogyakarta dikenal juga sebagai kota pelajar.” Sebagai kota pelajar, seharusnya dijelaskan bahwa di kota itu banyak terdapat forum pendidikan sehingga banyak cowok dari luar Yogyakarta tiba untuk berguru atau lainnya yang bekerjasama dengan sebutan sebagai kota pelajar itu. Akan tetapi, klarifikasi yang diberikan pada paragraf tersebut tidak demikian. Kalimat-kalimat penjelasnya tidak mendukung kalimat utama sehingga paragraf tersebut tidak padu.

Jadi, inspirasi pokok harus ditentukan sebelum menulis sebuah paragraf. Ide pokok tersebut dituangkan ke dalam kalimat utama. Pada dikala berbagi paragraf, semua kalimat harus mengacu pada kalimat utama tersebut. rambu-rambu pengembangan paragraf dilandasi inspirasi pokok atau kalimat utama yang sudah ditentukan. Hal ini berlaku untuk semua jenis paragraf, yaitu paragraf eksposisi, deskripsi, persuasi, argumentasi, dan narasi.

Isi Paragraf

Isi paragraf yakni pokok-pokok atau hal penting dalam paragraf. Paragraf yang lengkap isinya meliputi rumus 5W+1H (what ‘apa yang terjadi’. Where ‘di mana hal itu terjadi’. When ‘kapan insiden itu terjadi’. Who ‘siapa yang terlibat dalam insiden itu’. Why ‘mengapa hal itu terjadi’. Dan how ‘bagaimana insiden itu terjadi’).

Isi paragraf sanggup memuat kalimat yang berupa fakta dan kalimat berupa opini. Fakta yakni hal (kejadian, peristiwa) yang merupakan kenyataan, sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi, sedangkan opini yakni pendapat, pikiran, dan pendirian seseorang.

Dalam teks sering kita temukan beberapa paragraf yang terdapat istilah-istilah khusus. Istilah-istilah tersebut untuk mengungkapkan maksud tertentu sesuai dengan duduk masalah yang diungkapkan penuis. Istilah tersebut sanggup berupa kata atau adonan kata yang secara cermat mengungkapkan makna, konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas di bidang tertentu lantaran setiap bidang ilmu mempunyai istilah. Misalnya, istilah pertanian, teknologi, ekonomi, olahraga, atau lingkungan.

Contoh penggunaan istilah dalam paragraf sanggup dilihat berikut ini.

Pada tahun 2006, pemerintah Indonesia melaksanakan pelunasan utang kepada IMF. Pelunasan sebesar 3.181.742.918 dolar AS merupakan sisa pemberian yang seharus nya jatuh tempo pada simpulan 2010. Ada tiga alasan yang dikemukakan atas pembayaran utang tersebut, yaitu pertama meningkatnya suku bunga pemberian IMF semenjak kuartal ketiga 2005, dari 4,3 persen menjadi 4,58 persen. Alasan kedua yakni kemampuan Bank Indonesia membayar cicilan utang pada IMF dan duduk masalah cadangan devisa serta kemampuan Indonesia untuk membuat ketahanan.

Apabila ingin memahami paragraf tersebut dengan baik, kita harus memahami istilah-istilah yang terdapat dalam teks. Seperti istilah suku bunga yang berarti tariff yang dibenarkan oleh pihak bank atas pemberian uang, dan istilah devisa yang berarti alat pembayaran luar negeri yang sanggup ditukar dengan uang luar negeri.

Pola Pengembangan Paragraf

Pola pengembangan paragraf (penalaran) yakni pemikiran untuk memperoleh kesimpulan atau pendapat yang logis menurut data yang relevan. Dengan kata lain, kebijaksanaan sehat yakni proses penafsiran data sebagai dasar untuk menarik kesimpulan.
Penalaran dibagi menjadi dua macam menurut prosesnya, yaitu induksi dan deduksi. Penalaran induksi meliputi generalisasi, analogi, dan alasannya akibat. Penalaran deduksi meliputi silogisme dan entimem.

1. Penalaran Induksi
a. Generalisasi
kebijaksanaan sehat generalisasi yakni proses kebijaksanaan sehat yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan yang bersifat umum mencangkup semua fenomena yang terjadi.

Contoh:
Dude Harlino yakni seorang aktor, dan ia berwajah tampan.
Tengku Wisnu yakni seorang aktor, dan ia berwajah tampan.
Generalisasi: Semua pemain drama berwajah tampan. 
Pernyataan “semua pemain drama berwajah tampan” hanya mempunyai kebenaran probabilitas lantaran belum pernah diselidiki kebenarannya.

b. Analogi
Penalaran analogi yakni kebijaksanaan sehat yang membandingkan dua insiden khusus yang ibarat satu sama lain sehingga menghasilkan kesimpulan bahwa sesuatu yang berlaku untuk suatu hal akan berlaku pula untuk hal yang lain.

Contoh:
Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan seseorang yang mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan sepeti jalan licin yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya? Begitu pula dengan menuntut ilmu, seeorang akan mengalami rintangan ibarat kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran, dan sebagainya. Apakah ia sanggup melaluinya? Jadi, menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.

c. Sebab-Akibat (hubungan kausal)
Penalaran yang bertolak dari suatu insiden yang dianggap sebagai alasannya yang diketahui, kemudian bergerak maju menuju kepada suatu kesimpulan sebagai akhir yang terdekat.
Ada tiga jenis kekerabatan sebab-akibat, yaitu:
(1) Hubungan sebab-akibat: dimulai dengan mengemukakan fakta yang menjadi alasannya dan hingga pada kesimpulan yang menjadi akhir dari sebab.

Contoh:
Pohon-pohon dihutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Kemarau ini cukup panjang. Perairan di desa itu menjadi berkurang dan tidak lancar. Ditambah lagi dengan kelangkaan pupuk dan harganya yang semakin mahal. Sementara itu, pengetahuan para petani dalam menggarap lahan tanahnya masih sangat tradisional, yaitu menurut kebiasaan atau tradisional.oleh lantaran itu,tidak mengherankan bila panen di desa itu selalu tidak meningkat, bahkan sering gagal.

(2) Hubungan akhir ke sebab: dimulai dengan fakta yang menjadi akibat. Kemudian fakta itu dianalisis untuk mencari sebabnya.

Contoh: 
Hasil panen para petani di Desa Cikaret hampir setiap animo tidak memuaskan. Banyak tanaman yang mati sebelum berbuah lantaran diserang hama. Banyak pula tanaman yang tidak berhasil tumbuh dengan baik. Bahkan itu saja, pengairan pun tidak berjalan dengan lancer dan penataan letak tanaman tidak sesuai dengan aturannya. Semua itu merupakan akhir dari kurangnya pengetahuan para petani dalam pengolahan pertanian.

(3) Hubungan akhir ke akibat: kekerabatan kasual yang terjadi dari kekerabatan suatu penyebab yang mengakibatkan serangkaian akibat. Akibat pertama bermetamorfosis alasannya yang akan mengakibatkan akhir kedua. Demikian seterusnya hingga timbul beberapa akibat.

Contoh:
Baru-baru ini, petani Cimanuk gagal panen lantaran tanaman padi mereka dierang hama wereng. Peristiwa ini mengakibatkan kerugian ratusan juta rupiah. Selain itu, distribusi beras ke kota-kota besar ibarat Jakarta dan Bandung menjadi terganggu. Pasokan beras di pasar tradisional pun semakin usang semakin menipis sehingga masyarakat kesulitan mendapat beras. Hal ini mendorong pemerintah untuk melaksanakan impor beras dari negara tetangga dengan keinginan kebutuhan pangan masyarakat sanggup terpenuhi selama menunggu hasil panen berikutnya.

2. Penalaran Deduksi
Deduksi yakni suatu proses kebijaksanaan sehat yang bertolak dari suatu hal yang sudah ada menuju kepada suatu hal gres yang berbentuk suatu kesimpulan. Proses kebijaksanaan sehat deduksi pun mempunyai variasi.
a. Sigolisme yakni suatu proses kebijaksanaan sehat yang berusaha menghubungkan dua pernyataan yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan yang akan menjadi pernyataan yang ketiga. Dua pernyataan nya disebut premis mayor dan premis minor yakni pernyataan yang bersifat khusus. Dengan dua dasar premis itu akan dihasilkan kesimpulan yang logis dan sah. Contohnya sanggup dilihat berikut ini.

Premis mayot (umum): Semua siswa Sekolah Menengan Atas harus menggunakan baju seragam putih abu-abu. 
Premis minor (khusus): Rizki yakni siswa SMA
Konklusi (Kesimpulan): Rizki harus menggunakan seragam putih abu-abu.
Dari contoh di atas sanggup ditarik sebuah rumus dalam silogisme:
PM : Semua A = B
PK : C= A
K : C = B
b. Entimem yakni silogisme yang dipendekkan. Rumus dari entimem yakni K(C + B) lantaran PK (C = A). maka entimen dari contoh di atas adalah.
Rizki harus menggunakan seragam abu-abu lantaran ia adalah siswa SMA.    
          C B                              C A

Jenis – Jenis Paragraf

Ada lima jenis paragraf, antara lain:
1. Paragraf deskripsi 
Paragraf deskripsi yakni paragraf yang berusaha untuk mengajak para pembacanya untuk ikut mencicipi apa yang diceritakan oleh penulis.

Contoh:
Langit masih hitam pekat. Sang surya masih enggan menampakkan kegagahannya. Ayam pun masih enggan berkokok. Warga kampung itu masih asyik dengan mimpi mereka. Namun, ada satu rumah yang terlihat berbeda. Rumah itu sudah dihiasi dengan gejala kehidupan. Terdengar bunyi orang yang sedang menimba air.

2. Paragraf eksposisi
Paragraf eksposisi yakni paragraf yang bertujuan untuk mengambarkan suatu hal kepada pembacanya.

Contoh:
Jatuhnya pesawat berkapasitas 266 penumpang airbus A300-600 merupakan insiden kedua bagi American Airlines beberapa detik lepas landas dari Bandar udara internasional O’Hare Chicago, tiba-tiba mesin kiri lepas dari duduknya. Pilot tidak bisa mengendalikan pesawat akhir keseimbangan pesawat mendadak berubah dengan jatuhnya mesin berbobot sekitar 5 ton. Pesawat mendarat dan menghujam daerah parker kendaraan 31 detik kemudian dan 271 penumpang plus awak tewas seketika.

3. Paragraf narasi

Paragraf narasi yakni paragraf yang menceritakan suatu insiden atau kejadian. Dalam paragraf ini terdapat alur cerita, tokoh, latar, dan konflik.

Contoh:
Untuk liburan kali ini, saya dan keluargaku berlibur ke kampung ibukuyaitu di Yogyakarta. Pagi hari tanggal 19 Maret, saya sudah bebnah dan menyiapkan semua pembekalan yang kami perlukan. Tak lupa juga saya membantu ibuku menyiapkan pakaian yang akan digunakan oleh adikku. Sepanjang perjalanan, saya dan adikku tak berhenti bercanda. Ibuku pun bercerita wacana masa kecilnya di kampung. Tak terasa perjalanan kurang lebih dua belas jam sudah dilampaui. Kami pun sudah sampai. Sesampainya di sana, kami pun disambut nenek dan kakek. Wuah, suasanannya ramai sekali. Ternyata ada saudara sepupuku juga yang berlibur. Liburan disekolahku kali ini niscaya akan sangat menyenangkan. 

4. Paragraf argumentasi

Paragraf argumentasi yakni paragraf yang berusaha untuk meyakinkan bahwa hal yang dikemukakan yakni benar. Caranya yakni dengan mengajukan sejumlah fakta.

Contoh:
Pencemaran lingkungan hampir terjadi di seluruh Indonesia, terutama di kota-kota besar. Pencemaran itu, antara lain, polusi udara dari kendaraan bermotor yang jumlahnya semakin banyak, pembuangan limbah industri dari pabrik-pabrik yang tidak sesuai dengan prosedur, dan ulah masyarakat sendiri yang sering membuang sampah sembarangan. Pencemaran tersebut sanggup menjadikan kerugian yang cukup besar. Misalnya udara menjadi kotor dan tidak sehat, menyebarnya banyak sekali virus dan kuman atau menjangkitnya wabah penyakit, serta tragedi banjir lantaran saluran-saluran air tersumbat oleh sampah.

5. Paragraf persuasi

Paragraf persuasi yakni paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai dengan bukti dan fakta.

Contoh:
Untuk menjaga kesehatan tidak cukup dengan hanya minum vitamin. Olahraga pun juga sangat penting. Dengan berolahraga secara rutin. Otomatis aliran darah kita pun akan menjadi lancer. jantung pun juga sehat. Ditambah lagi pikiran kita akan lebih segar setelah berolahraga. Jadi, bila ingin sehat rajinlah berolahraga. 

Latihan Soal Tipe UN/UNBK B. Indonesia 1#

1. Bacalah paragraf berikut dengan saksama!
(1) Memberikan “asupan” kuliner yang sehat dan seimbang yakni cara yang baik untuk memastikan tumbuh kembang serta menjaga badan tetap sehat dan kuat. (2) Pola makan yang dianjurkan yakni yang mengandung tiga kelompok zat nutrisi, yaitu sumber zat tenaga, pembangun, dan pengatur. (3) Makanan yang tergolong dalam sumber zat tenaga yakni nasi, tepung-tepungan, umbi-umbian, gula, dan minyak. (4) Sumber zat pembangun terdapat pada kuliner ibarat ikan, telur, susu, daging ayam, daging sapi, dan kacang-kacangan. (5) sedang sumber zat pengatur banyak terdapat pada sayur dan buah, terutama yang berwarna hijau dan kuning.

Ide pokok tersebut yakni ….
a. cara yang baik untuk menunjukkan asupan makanan
b. cara menjaga badan biar tetap sehat dan kuat
c. asupan kuliner sehat dan seimbang
d. asupan kuliner yang sehat untuk tumbuh kembang
e. kuliner yang sehat dan seimbang pada sayur dan buah
Jawaban: C

Pembahasan:
Ide pokok paragraf tersebut terletak pada awal paragraf, yaitu pada kalimat (1). Hal ini disebabkan lantaran nomor (2-5) hanya kalimat-kalimat penjelas dari asupan kuliner yang sehat dan seimbang itu.

2. Kalimat yang berisi fakta pada paragraf tersebut yakni kalimat nomor …..
a. (1), (2), dan (3)
b. (1), (3), dan (4)
c. (2), (3), dan (4)
d. (2), (4), dan (5)
e. (3), (4), dan (5)
Jawaban: E

Pembahasan:
Kalimat yang berisi fakta yakni kalimat (3-5) lantaran hal yang dinyatakan dalam ketiga kalimat tersebut sanggup dilihat dalam kenyataannya.

3. Cermatilah silogisme berikut!
PU : Siswa yang masuk fakultas kedokteran harus bebas narkoba
PK : Hendra akan masuk fakultas kedokteran 
Simpulan: …….
Simpulan silogisme tersebut yakni ….
a. Hendra harus bebas narkoba lantaran akan masuk kedokteran
b. Semua siswa harus bebas narkoba lantaran akan masuk kedokteran
c. Orang yang akan masuk kedokteran bebas narkoba
d. Hendra akan masuk kedokteran jadi harus bebas narkoba
e. Hendra harus bebas narkoba
Jawaban: E

Pembahasan:
PU : Siswa yang akan masuk fakultas kedokteran  harus bebas narkoba.
A                                                      B
PK : Hendra akan masuk fakultas kedokteran
          C A
Simpulan: C + B = Hendra harus bebas narkoba.

4. Bacalah paragraf analog berikut dengan saksama!
Pada suatu waktu, sebuah batang pohon akan mengeluarkan cabang baru. Cabang-cabang gres itu kemudian mengeluarkan ranting-ranting gres yang lebih kecil, demikian seterusnya. Begitu pula dalam bahasa, suatu bahasa proto menjadi dua bahasa atau lebih. Setiap bahasa gres itu sanggup bercabang pula menjadi bahasa-bahasa kecil yang jumlahnya banyak ….
Kalimat simpulan yang sempurna untuk melengkapi paragraf analog tersebut yakni ….
a. Jadi, pohon-pohon bisa tumbuh subur dan mengeluarkan cabang-cabang gres bila setiap hari disiram dan diberi pupuk.
b. Jadi, bahasa sanggup tumbuh dan berkembang menjadi bahasa yang banyak, ibarat halnya pohon yang bercabang dan beranting.
c. Jadi, bahasa harus dipupuk dan disirami, terus dengan cara menggunakannya biar tumbuh dengan subur.
d. Jadi, menggunakan bahasa dengan baik dan benar merupakan cara yang baik dalam melestarikannya
e. Jadi, kita harus selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan rantingnya.
Jawaban: B

Pembahasan: 
Dalam paragraf tersebut disebutkan bahwa pohon itu sanggup tumbuh dan mengeluarkan cabang serta ranting baru. Selanjutnya, bahasa proto pun disebutkan sanggup menumbuhkan bahasa-bahasa gres yang kecil dan berjumlah banyak. Proses menumbuhkan sesuatu yang gres ini lah yang menjadi perbandingan antara pohon dan bahasa.

Lanjut ke cuilan kedua mengenai Tajuk Rencana, Karya Tulis Ilmiah, dan Teks Pidato => Rangkuman Materi UN/UNKB Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA/MAK: Contoh Soal dan Pembahasan Per SKL 2
Advertisement

Iklan Sidebar